Belajar Fotografi – Ketika mempelajari tentang konsep ‘Exposure Triangle‘ atau yang dalam bahasa Indonesia diartikan dengan segitiga eksposure, mungkin Sobat pernah bertanya ‘Berapa nilai ISO yang harus saya gunakan untuk hasil terbaik?’ Merubah pengaturan ISO pada kamera kalian memberikan dampak terhadap tingkat kesensitifan sensor gambar yang ada di dalam kamera terhadap CAHAYA. Semakin rendah bilangan ISO yang Sobat pilih maka tingkat sensitifitas akan cahaya juga akan semakin renda, dan juga sebaliknya semakin tinggi bilangan ISO maka akan sensor gambar kamera akan semakin sensitif.

Pertanyaan yang harus dijawab dalam mengambil keputusan tentang ISO
- Apakah Sobat memegang kamera tersebut? – Ketika menggunakan Tripod, mungkin kalian akan mampu untuk menggunakan shutter speed lambat, dan ini berarti Sobat bisa menggunakan ISO rendah.
- Apakah subyek foto bergerak? – Jika subyek foto Sobat ‘still’ atau diam (Still-life) dan Anda memiliki tripod yang bisa digunakan, maka Sobat bisa menggunakan shutter speed rendah dan menggunakan ISO rendah.
- Apakah Sobat membutuhkan Depth of Field? – Jika Sobat tidak membutuhkan Depth of Field lebar, mungkin kalian bisa memperlebar aperture dimana cahaya akan masuk ke dalam sensor lebih banyak dan menggunakan ISO lebih rendah.
- Apakah Sobat bisa menambahkan cahaya buatan? – Penggunakan sumber cahaya lain seperti flash atau lampu bisa membantu kalian untuk mendapatkan cahaya lebih dan bisa menggunakan ISO rendah.
- Apakah ada masalah jika Sobat mendapatkan Grain dalam foto? – Beberapa foto terkadang akan tampak lebih bagus dan dramatis dengan adanya GRAIN. Beberapa fotografer malah lebih menyukai sense fotografi yang dihasilkan dengan adanya NOISE atau GRAIN, dan untuk mendapatkannya tentu mereka dengan sengaja menggunakan pengaturan ISO yang relatif tinggi.
- Seberapa maksimal gambar akan bisa diperbesar? – Satu alasan kenapa NOISE tidak terlihat pada LCD kamera digital adalah karena LCD terlalu kecil. Pixel dalam foto akan terlihat kecil juga dan GRAIN tidak bisa terlihat oleh mata. Sobat akan menyadari foto tersebut memiliki NOISE atau GRAIN ketika memperbesar hasil jepretan pada monitor yang lebih lebar atau cetak. Jika Sobat hanya akan menggunakan foto tersebut dalam ukuran kecil, maka kalian bisa mengesampingkan kemungkinan munculnya NOISE/GRAIN
Resiko Penggantian setting ISO
Harap diingat juga bahwa dengan kerap merubah pengaturan ISO, maka Sobat harus juga memupuk kebiasaan untuk memeriksa pengaturan kamera setiap sebelum memotret. Fotografer kebanyakan sering kali kecewa setelah memotret karena sadar bahwa ISO yang digunakan adalah pengaturan untuk jepretan sebelumnya, dan kondisi cahaya telah berubah. Tentu akan membawa rasa frustasi ketika Sobat berpikir sedang memotret menggunakan ISO 100, tetapi nyatanya Sobat sedang menggunakan ISO 1600. Untuk mengatasi hal ini Sobat bisa memeriksa setiap kali sebelum memotret, tetapi tidak ada salahnya jika mengembalikan pengaturan ISO setiap kali sesudah memotret.
terimakasih 🙂